Doom Spending: Gaya Hidup atau Masalah Serius?

Pernah gak sih, kamu lagi stres, bete, atau capek kerja... terus tiba-tiba checkout keranjang belanja online padahal gak butuh-butuh amat? Atau tiba-tiba pesen makanan mahal buat “self-reward” padahal baru tanggal 5?

Kalau sering begitu, bisa jadi kamu sedang mengalami doom spending.


Doom Spending: Gaya Hidup atau Masalah Serius?


Istilah ini makin populer di kalangan Gen Z dan milenial, tapi apa sih sebenarnya doom spending itu? Gaya hidup modern, coping mechanism, atau justru kebiasaan keuangan yang berbahaya?

Apa Itu Doom Spending?

Doom spending adalah perilaku belanja impulsif yang dilakukan untuk mengalihkan emosi negatif seperti stres, kecemasan, atau ketidakpastian masa depan.

  • Biasanya muncul saat:
  • Lagi banyak deadline
  • Lelah karena toxic work environment
  • Bingung dengan arah hidup
  • Overthinking kondisi keuangan sendiri
  • Merasa gak punya kontrol atas masa depan

Alih-alih menghadapi masalahnya, kita “melarikan diri” ke aktivitas yang memberi dopamine instan: belanja!


Kenapa Doom Spending Berbahaya?

Sekilas doom spending terlihat sepele — toh cuma beli minuman mahal, treat diri, atau check out barang diskon. Tapi kalau jadi kebiasaan, efeknya bisa serius:

  • Keuangan Bocor Tanpa Sadar. Banyak transaksi kecil yang “gak terasa” justru bikin rekening cepat kosong.
  • Kecanduan Dopamin Instan. Otak akan terbiasa menenangkan stres dengan belanja, bukan menyelesaikan akar masalah.
  • Menunda Prioritas Keuangan. Gak pernah bisa nabung, gak punya dana darurat, dan investasi pun selalu tertunda.
  • Lingkaran Emosi Negatif. Setelah belanja, sering muncul rasa bersalah. Tapi saat stres datang lagi, belanja lagi — dan siklusnya berulang.

Apakah Semua Self-Reward Termasuk Doom Spending?

Enggak. Self-reward yang terencana dan sesuai bujet itu sehat. Doom spending terjadi saat:

  • Kamu belanja tanpa sadar
  • Bujet keuangan jebol karena impulsif
  • Tujuannya bukan kebutuhan atau apresiasi, tapi pelarian

Contoh:

  • Self-reward: Nabung seminggu buat beli buku favorit
  • Doom spending: Lagi insecure, langsung checkout 5 barang gak penting

Tips Menghindari Doom Spending

  1. Buat Budget Self-Reward. Alokasikan 5–10% dari pendapatan untuk jajan/hiburan. Jadi tetap bisa senang tanpa jebol.
  2. Tunda 24 Jam Sebelum Checkout. Kalau masih pengen besok, berarti barangnya beneran penting.
  3. Kenali Pemicunya. Apakah kamu doom spending saat lelah, insecure, atau kesepian? Sadari pola emosimu.
  4. Cari Pengalih Sehat. Olahraga, journaling, ngobrol sama teman, atau tidur siang bisa bantu meredakan stres tanpa harus belanja.
  5. Gunakan Aplikasi Tracking Keuangan. Aplikasi seperti Money Lover, Spendee, atau Jenius bisa bantu kamu sadar kebiasaan boros.


Doom spending bukan cuma soal boros, tapi cerminan dari pola hidup yang gak seimbang. Di era serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang gak sadar kalau kebiasaan belanja impulsifnya justru makin menjauhkan dari tujuan finansial.

Kalau kamu pernah doom spending, jangan merasa bersalah. Mulai aja perlahan: sadari, catat, dan ubah perlahan. Karena uangmu layak dikontrol, bukan dikuasai emosi.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama